Ketika menginginkan sesuatu diriku berusaha sekuat tenaga meraihnya...
Ketika sudah berada dalam genggaman menyadari sesuatu itu...
Tak begitu berarti… tak begitu berharga… tak begitu istimewa…
Hingga ingin melepasnya… namun tangan ini enggan melepasnya…
Sakit di dada perih di hati terus menggenggamnya…
Menggenggam pecahan kaca hingga tangan ini berdarah...
Membuat otak tak berpikir waras… tak jernih… buntu...
Mengubah diri ini menjadi tak berdaya dan hampir tak mampu dikendalikan...
Bumbu-bumbu air mata menghiasi hari demi hari...
Kian hari kian menyiksa…
Butuh topangan dan dukungan… rindu terhadap mereka…
Apa daya mereka tak menyadari diri yang sudah tak berkekuatan ini…
Hingga terpuruk tak tahu akan apa yang akan diperbuat…
Mengubah semuanya menjadi seperti dahulu kala…
Ketika badai ini belum tiba… ombak ini belum menerpa…
Diri ini merasa tak lagi kuat berdiri tegak layaknya pohon…
Tak lagi kuat menahan terpaan ombak layaknya batu karang…
Hingga mulut ini mengucapkan akhirnya butuh dia, amat butuh sosok itu...
Juga butuh mereka…
Sampai pada hari ini…
Menemukan sebuah arti…
Mendalam… Mengesankan… Mengharukan…
Makna hunusan pisau ke ulu hati…
Makna yang kosong… hampa… tak berinti…
Sedalam sebiru seluas hamparan lautan…
Setinggi sebiru seluas hamparan angkasa…
Tanpa batas… tanpa lingkung… tanpa ruang…
Mekar bunga harum semerbak…
Hijau daun segar bertumbuh…
Buah segar bergantung…
Batang kokoh mengayungi...
Adakah yang tahu makna ini?
Mengapa ada makna ini?
Bagaimana mengatasi makna ini?
Siapa pemilik makna ini?
Aku telah mengetahui dia lama di suatu waktu
Baru berlanjut mengenal dia saat ini
Dia sama seperti lainnya
Datang dalam hidupku dan mengisinya
Dia terlalu tinggi untuk kuraih
Banyak kelebihan yang dia miliki
Banyak teman mengitari dia setiap saat
Aku hanyalah ibarat penghias di antara dia
Tanpa aku pun dia tetap akan bersinar terang
Dia bukan orang yang memujaku
Dia bukan orang yang merayuku
Dia bukan orang yang mendekatiku
Dia bukan orang yang memperhatikanku
Dia seorang yang bersahabat
Dia seorang teman yang baik
Dia seorang yang ramah
Dia seorang yang kukagumi
Diri ini merasa tak berarti apa-apa
Diri ini merasa tak pantas
Tak berani berharap secuil pun
Agar dia memperhatikan penghiasnya
Diri ini sudah cukup tersenyum
Masih mendapat tempat sebagai penghias
Tak berani bersuara
Agar dia menoleh padaku
Bintang yang bersinar terang
Tak hanya bagi diriku juga bagi banyak orang
Dia terlalu tinggi untuk kuraih
Cukup dengan memandangnya dari bawah
Aku pun telah bahagia...
kuakui dia telah berhasil membuatku menoleh
kuakui dia telah berhasil menyerap perhatianku
dia sosok yang mengagumkan
dia sosok idaman semua wanita
banyak kelebihan yang dia punya
memberikan kharisma tersendiri
segala yang dia miliku membuatku kagum
apa sekedar rasa kagumkah?
hingga kini tak mampu kujawab
keramahan dia meluluhkanku
kesopanan dia merayuku
sosok yang benar-benar ingin kumiliki
tapi hingga kini aku masih berdiri di tempat
belum mulai bergerak
hanya menunggu rasa ini menjalar sendiri
menunggu suatu masa depan yang baik
Sebatang lilin bersinar redup…
Secangkir kopi hangat menggempul…
Lilin itu mengingatkanku pada dia…
Dia yang walaupun kadang jauh dariku namun memberi kehangatan…
Kopi mengingatkanku pada dia…
Dia selalu takut meminumnya malam hari…
Tergeletak sebuah buku di atas meja…
Buku mengingatkanku pada dia…
Dia seorang yang menyenangi buku…
Terdengar kata-kata orang di sekitarku…
Kata-kata mengingatkanku pada dia…
Dia selalu memberikan nasihat yang membangun…
Sekelilingku mengingatkanku pada dia…
Diriku pernah berada di tempat ini di suatu saat…
Bersama dengan dia melewati malam yang larut…
Suasana meriah malam ini serupa…
Keributan malam ini sama…
Namun tak lagi ada dirinya…
Tak mampu kugapai…
Dia bukan milikku, mungkin takkan pernah…
Hanyalah kenangan yang kupunya…
Berdiam menunggu dia menghampiri…
Bertanya apakah ini perih?
Bertanya apakah ini sakit?
Bertanya apakah ini kecewa?
Berharap apakah ini cemburu?
Tak mampu terucap sepatah kata…
Tak mampu memberi sebuah jawaban…
Hanya membisu dalam kesepian hati…
Tak ingin merebutnya…
Tak maksud meraihnya…
Hanya secuil harapan dapat bersama dengannya lagi…
Di suatu malam di tempat ini lagi…
Dengan suasana seperti ini lagi…
Menikmati waktu yang ada…
Kuinginkan itu…
Jangan memulainya jika mengakhirnya dengan sia-sia
Jangan mengundangku jika nantinya mengusirku
Jangan menggenggam tanganku jika nantinya menghempasnya
Jangan memelukku jika nantinya melepasnya
Jangan merengkuh hatiku jika nantinya menghancurkannya
Jangan mengucapkan kata manis jika nantinya berbalik kata-kata sinis
Jangan mengatakan sayang jika nantinya menyakiti hatiku
Jangan memberi harapan jika nantinya merampasnya
Jangan memberikan semangat jika nantinya mematahkannya
Jangan meminta maaf jika nantinya mengulanginya lagi
Jangan mengakhiri jika nantinya bukan akhir yang manis
Jangan menghancurkan hatiku jika nantinya tak mampu menatanya
Jangan menyakiti hatiku jika nantinya tak mampu mengobatinya
Jangan mencintaiku jika nantinya tak mampu menerimaku
Jangan mencintaiku jika nantinya meninggalkanku
Jangan mencintai diriku hanya untuk kau sakiti
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment