gue pengen semuanya berakhir.
gue pengen perasaan gue ke dia biasa lagi.
ga ada beban, ga ada dendam.
biar gue ntar tenang.. ya Allah tolong. :'((
Gue harus gimana sekarang?
Gue bingung.
Semua orang menghilang.
Satu-per-satu berubah, hilang dan pergi dari hidup gue.
Hingga akhirnya tinggal gue sendirian di sini.
Gue takut sendirian.
Takut.
Gue takut ngerasain sakitnya kehilangan.
Satu-per-satu bintang terang di hidup gue meredup dan jatuh berserakan.
Hilang.
Gue nyoba menyatukan lagi semua kepingannya.
Namun gue ga pernah bisa menyelesaikannya.
Satu potongan terakhir darinya hilang.
Sehingga gue ga bisa nyatuin semuanya dalam satu rangkaian bintang terang lagi.
Satu potongan itu hilang.
Hingga membuat sinarnya tak kembali.
Bintang itu sudah mati.
Tak bisa lagi dia terangin dan hangetin hidup gue lagi.
Tanpanya gue ga yakin gue bisa move on.
Sorry
I can't. Please..
sok deh gue
bikin puisi atau apalah
gajelas deh gue
hmm
Aku berteriak memanggil namamu berkali.
Namun tak kudengar suara yang keluar dari mulutku.
Aku berteriak tanpa suara.
Kamu tetap terus berjalan lurus ke depan.
Kulihat keanehan saat kamu berjalan.
Semua yang kamu lewati seakan mengabur dan hanya kamu yang tetap hidup.
Semua yang di sekitarmu jadi hitam putih.
Suara-suara itu bagai teredam dalam ruangan dengan kaca.
Begitupun aku.
Aku sama sekali tak bisa menyentuhmu.
Aku tak bisa memanggil namamu.
Kamu begitu dekat dengan tempatku berdiri.
Namun sangat jauh.
Kamu tak tergapai tangan-tanganku.
Setiap kali aku mencoba mengulurkan tangan dan berlari mendekat padamu, aku seakan dipaksa mundur.
Kamu seperti mempunyai lingkaran pelindung yang takkan membuatku bisa masuk ke dalamnya.
Namun tiba-tiba seorang wanita menghalau jalanmu.
Dia menangis.
Begitu sakit kurasakan saat dia bisa menggapai dan memelukmu.
Sementara aku tak bisa.
Begitu sakit rasanya saat dia memanggil namamu lancar.
Sementara aku tak bisa.
Kenapa?
Ada apa ini?
Tak mau lagikah kamu mengizinkanku masuk dalam hidupanmu?
Aku rindu celotehanmu.
Inikah rasa sakit yang dulu kamu rasakan saat perasaanmu padaku aku hempaskan?
Inikah rasanya?
Inikah rasanya saat kamu melihat aku berdua bersamanya?
Aku merasa dekat dengan kematian saat wanita itu tersenyum dan menatap matamu lekat-lekat.
Dan kamu membalas senyumnya.
Seandainya saat ini turun hujan, aku ingin guntur menghujamkan dirinya padaku.
Bumi telanlah aku!!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment