Wednesday, December 16, 2009

hmm

Terimakasih Banyak Farikha Rachamawati

makasiih udaah mau dengerin curhatan gua
dari awal sampai akhir
lo emang care bangeet !

Tuesday, December 15, 2009

.

I hope you know, I hope you know
That this has nothing to do with you
It’s personal: myself and I
We’ve got some straightenin’ out to do
And I’m gonna miss you like a child misses their blanket
But I’ve got to get a move on with my life
Its time to be a big girl now
And big girls don’t cry

CINTA SEJATI

6.000 Anak Tangga Cinta – Kisah Cinta Sejati dari Daratan Cina

Kisah Nyata – Cinta Sejati ala Romeo & Juliet dari Daratan Cina


Kisah Cinta Sejati dari daratan Cina ini langsung merebut perhatian dunia. Kisah nyata ini adalah kisah 2 sejoli, yanga mana si wanita lebih tua usianya dari si pria. Mereka terpaksa melarikan diri untuk hidup bersama dan saling mengasihi dalam kedamaian selama setengah abad.


Laki-laki Cina berusia yang 70 tahun ini telah memahat batu menjadi 6000 anak tangga dengan tangannya (hand carved) untuk sang istri yang telah berusia 80 tahun itu akhirnya meninggal dunia di dalam goa yang selama 50 tahun terakhir menjadi tempat tinggalnya.

50 tahun lalu, Liu Guojiang, pemuda 19 tahun, jatuh cinta kepada seorang janda 29 tahun bernama Xu Chaoqin ….




Bak kisah Romeo dan Juliet-nya Shakespeare, teman-teman dan kerabat mereka mencela hubungan mereka karena perbedaan usia di antara mereka dan kenyataan bahwa Xu sudah punya beberapa anak….



Pada waktu itu tidak bisa diterima dan dianggap tidak bermoral bila seorang pemuda mencintai wanita yang lebih tua…

Untuk menghindari gossip murahaan dan celaan dari lingkungannya, pasangan ini memutuskan untuk melarikan diri dan tinggal di sebuah goa di Desa Jiangjin, di sebelah selatan Chong Qing.


Pada mulanya kehidupan mereka sangat menyedihkan karena tidak punya apa-apa, tidak ada listrik atau pun makanan. Mereka harus makan rumput-rumputan dan akar-akaran yang mereka temukan di gunung itu. Dan Liu membuat sebuah lampu minyak tanah untuk menerangi hidup mereka.

Xu selalu merasa bahwa ia telah mengikat Liu dan ia berulang-kali bertanya, “Apakah kau menyesal?” Liu selalu menjawab, “Selama kita rajin, kehidupan ini akan menjadi lebih baik.”


Setelah 2 tahun mereka tinggal di gunung itu, Liu mulai memahat anak-anak tangga agar isterimya dapat turun gunung dengan mudah. Dan ini berlangsung terus selama 50 tahun.


Setengah abad kemudian, di tahun 2001, sekelompok pengembara (adventurers) melakukan explorasi ke hutan itu. Mereka terheran-heran menemukan pasangan usia lanjut itu dan juga 6000 anak tangga yang telah dibuat Liu.


Liu Ming Sheng, satu dari 7 orang anak mereka mengatakan, “Orang tuaku sangat saling mengasihi, mereka hidup menyendiri selama lebih dari 50 tahun dan tak pernah berpisah sehari pun. Selama itu ayah telah memahat 6000 anak tangga itu untuk menyukakan hati ibuku, walau pun ia tidak terlalu sering turun gunung.”

Pasangan ini hidup dalam damai selama lebih dari 50 tahun. Suatu hari Liu yang sudah berusia 72 tahun pingsan ketika pulang dari ladangnya. Xu duduk dan berdoa bersama suaminya sampai Liu akhirnya meninggal dalam pelukannya. Karena sangat mencintai isterinya, genggaman Liu sangat sukar dilepaskan dari tangan Xu, isterinya.

“Kau telah berjanji akan memeliharakanku dan akan terus bersamaku sampai aku meninggal, sekarang kau telah mendahuluikun, bagaimana akan dapat hidup tanpamu?”

Selama beberapa hari Xu terus-menerus mengulangi kalimat ini sambil meraba peti jenasah suaminya dan dengan air mata yang membasahi pipinya.

Pada tahun 2006 kisah ini menjadi salah satu dari 10 kisah cinta yang terkenal di Cina, yang dikumpulkan oleh majalah Chinese Women Weekly.

Pemerintah telah memutuskan untuk melestarikan “anak tangga cinta” itu, dan tempat kediaman mereka telah dijadikan musium agar kisah cinta ini dapat hidup terus.

mom

Ibu, jika esok aku beranjak dewasa...
Akankah aku tetap lugu dan bijaksana?
Andai esok aku beranjak mandiri, akankah aku masih manja?
Bila esok aku beranjak pergi, akankah kelak aku 'kan kembali lagi?

I need u survive, Mum...
Survive to watch me grow up according u'r plan...

Ibu, seandainya esok aku telah dewasa... Akankah kamu 'kan menjagakan ayah dan saudara-sadaraku untukku?
Karena mungkin aku tak mampu untuk itu oleh manjaku.
Jika esok aku telah mandiri, bolehkah aku memilih satu sahabat saja yang bisa menyayangiku seperti kamu menyayangiku?

Apabila esok aku telah kembali, aku ingin menjadi sempurna karena masih memilikimu.
Ibu, sebenarnya aku ingin mengadu kepadamu.
Baru saja aku kehilangan asa dan citaku, bahkan temanku.

Tak tahu mengapa, dan bagaimana.
Bukan karena bodoh dan miskinku, tapi mungkin karena aku gampang terlupakan.
Ibu, jangan marah akan gagalku menjadi seperti yang kamu minta.
Tapi nasib sedang bermain congklak pada hidupku, mengkultuskan dirinya sendiri.
Ibu, inilah aku...

Jika kamu mendapatiku menangis dalam pangkuanku, aku tak ingin kamu membelaiku tenang, karena aku tak sanggup jika harus dikasihani olehmu...
Dia yang berbentuk mereka bukannya sengaja menjadi temanku lalu mengecewakanku, tapi aku yang keliru berharap banyak dari mereka.

Ku pikir ku bisa jika bersamanya...
Tapi sekali lagi ku keliru...
Ibu, kini aku telah dewasa, semi-mandiri, dan pergi darimu...
Akankah ku temukan bahagia seperti kala masih dalam pangkuan dan belaianmu?
Aku ingin kembali, bu.

Kembali menjadi kanak-kanak yang tertidur kala Ibu menjelajah di kepalaku untuk seekor kutu, mengolesi minyak gosok pada lubang telingaku dengan kapas, dan tertidur dalam hangat pelukmu, serta merawat jemariku dengan memotong kuku-kuku kotorku setiap minggunya.
Pertemanan kanak-kanak tak perlu serumit ini. Paling saling berebut mainan, ada yang akhirnya menangis, tapi sesaat akan akur lagi seakan tak pernah terjadi apa-apa.
Sedangkan kini, pertemanan kala dewasa menjamah...
Bahkan dendam senantiasa ikut bermain pula.
Saling menyakiti terkadang.
Ibu, kapan lagi aku dinina-bobokan olehmu, bernyanyi pelan di ujung telingaku, menemani pembaringanku hingga sang mimpi menyelimuti tubuh mungilku?

Sebenarnya aku masih lemah, bu.
Sama seperti kala kecilku yang sering sakit-sakitan, menyusahkanmu ke manapun kamu membawaku.

Sesungguhnya aku ingin menangis, bu. Menangisi betapa seumur hidupku belum kudapati kesempurnaan pertemanan. Selalu ada yang mengecewakanku. Aku ingin menagisinya hingga rasanya aku lupa akan adanya bahagia dan keceriaan.

Aku, masih lemah seperti kala kecilku.
I can't survive, mum. I can't sleep silently.

Ibu, sampaikan pada ayah... Aku tetap menyayanginya walau aku tak membanggakannya. Salamkanku pada saudara-saudaraku, bu. Aku terkadang menyulitkan mereka, menyakitinya dengan egoku.

Am I oke?
Am I will be fine?
Be strong, maybe?

Selalu datang dan pergi. Aku tetap memeluk paham itu. Tapi... Yang aku sesali, mengapa semua datang di saat terindah dan pergi di saat terindah pula.
Ibu, jemputlah aku. Bawalah aku kembali pada pelukanmu. Sihirlah aku menjadi kanak-kanak lagi.
Ibu, jemput aku...


I CALL HER WITH BUNDA

aku mencintaimu bunda..


aku menyayangimu bunda..


aku bukan anakmu yang sempurna.
yang bisa penuhi segala inginmu
aku bukan anak sempurnamu
masi penuh dengan kurangku..
aku bukan anak sempurnamu
yang selalu menurutimu


aku berdosa bunda....
aku tak mampu menjadi anak sempurnamu..


aku berdosa bunda..
pagi ini kembali kusakiti hati mu.
bunda yang telah merawatku hingga kini..


airmata ini bunda.
bukan karena sakit hatiku..


airmata ini bunda.
karena cintaku padamu...


airmata ini bunda..
karena ku takut pada mu bunda..


airmata ini bunda..
karena ku takut akan doa2mu yang menjadi restu TUHAN untukku..


airmata ini bunda.
karena ku percaya cintamu adalah cinta TUHAN..


airmata ini bunda..
karena kumencintaimu..
tak mampu melawan mu..


hanya berdoa..
semoga...
kata2mu hanyalah emosi belaka bunda..
berharap..
agar kata2mu pagi ini..
bukan lah doa..
dan DIA pun sedang pekak sejenak...
hingga tak mendengar kata2 itu..


aku mencintaimu bunda..
airmata ini karena cintaku padamu bunda..

none

i'm happy with him
haha
hari ini jalan sama bejot
dengan situasi yang tidak memungkinkan untuk bersenang-senang

yeee setelah pukul sembilan gua di rumah diba
setelah gua bersihin plus motong daging
haha
gua langsung go out dari rumah mama diba

sampe sana
tau gak apa yang gua alami ?
yes belum masuk pintu aja gua udah disambut dengan my grandma
ih sebel
belum apa-apa udah kena omel
karena gua sabtu-minggu ngga ngaji
ih apadeh tuh my grandma
hhaha

sampe dikamar gua langsung ngibriit nyari uang jajan gua
tapi kenyataannya ?
papa ngga naruh uang di kamar
ih gembeel !

gara-gara nasehat dari mama diba
akhirnya gua insyaf
haha
gua langsung beres-beres
simsalabim abrakadabraaa
tiba-tiba jadi rapi
hebat bukan ?

nah hari ini kan gua mau jalan
sama siapa ?
zzz
sama dialah haha

banyak banget pertanyaan yang pingin gua lontarkan buat dia
contoh :
"kok bisa ya kamu secepat itu sayang (lagi) sama dia ?"

"apa alesan kamu buat deket lagi sama dia?"

"'kenapa harus dia?kenapa bukan yang lain?"

pengeen denger jawabannya
tapi must jelaaas dan buat gua yakin
yakin apa yaa ?
yakin kalau suatu saat gua bisa buat dia lupa sama dia
haha
emang ngga bisa sih (pastinya)
dan mungkin itu harapan gua yang terlalu tinggi

pas kemaren gya dikantin
gua ngobrol sama rikha
intinya siih cuurhat sama dia about **** with *****

guakeluarin semua unek-unek gua
yang gua simpan berhahri-berhari
gua tanyain semua pertanyaan yang ngga bisa gua jawab ke rikha

gatau kenapa gua pasti kalo curhat sama dia
rasanya legaaa gitu haha

tapi ada satu kalimat yang dia lontarin ke gua yang buat gua sangat nyesek

rikha bilang : "kalau kamu ngga bisa balikan sama orang itu , kamu ngga bisa maksaiin diri buat melupakannya tapi kamu bisa melupakannya jika kamu membunuh rasa itu dengan kehadiran orang lain "

ooh good
gua suka bangeet tuh kata

"tatap mataku dan kau akan tahu semua yang aku rasa"


dia memang pernah membuatku berdecak kagum
tapi kelakuaanya saat itu membuatku hilang selera


dia dia dia
just his name in my heart

pas putus dia bilang gua lebay
lebay apanya coba ?
gua cuma berusaha mengungkapkan apa yang gua rasa
apa yang gua alamin
salah ngga tuh ?
haha
cuman dia loh yang bilang gua lebay
bodo deh

aaah rencana gua gagal total
tadinya gua mauu main ke rumah lussy
haha
nyusahin ajadeeh
tapi gua kan kangeen sama lussy
kangeen rizka
haha
gilaa banyak bangeet kenangan yang ngga bisa gua lupain deeh
dari yang namanya cowo sampe ke hal-hal kecil

tapi merka sekrang jahaat aaaah
ngga cs-an lagi
mereka sekarang sekelas tapi ngga sama gua
JAHAT BANGEEET !!


you are a star
faithful star in the night
I hope that
maybe it could happen?

Can I forgive your mistake?
very able
you are too happy with that woman
very sad
that's what I think
I'm not lying, I'm honest

but now, I doubt you're feeling
I'm afraid very afraid
I'm afraid you still love her
I am afraid you love her more than you love on me

Can you convince me?
you will feel me now? and the woman?
I waited for an answer that


I was shy to say I care about you


I do not want to lose him (again)

Sunday, December 13, 2009

.

Cukup Ada Aku di Hatimu

Aku mencintaimu dari ujung rambut sampai ujung kaki. Aku merindukanmu seolah perasaan itu hanya milikku. Aku nyaris mati memikirkanmu. Aku ingin kau juga merasakan apa yang kurasakan ini...

Aku mengakhiri kata-kata itu dengan menutup diaryku. Aku menghela nafas yang terasa amat berat dan membiarkan diaryku di atas meja dalam keadaan tertutup. Pikiranku masih melayang jauh dari ragaka.

Aku mencintainya lebih dari siapapun. Walau aku tak pernah tahu rupanya. Aku belum pernah bertemu dengannya. Belum pernah melihat majahnya. Belum pernah menggandeng tangannya. Tapi entah mengapa aku bisa mencintainya. Apakah ini yang namanya cinta sejati? Ah... aku tak pernah tahu. Yang ku tahu hanyalah aku sangat merindukannya. Meski aku tidak bisa mengobati rasa rindu ini dengan membayankan wajahnya. Membayangkan senyumnya yang terindah.

Awalnya aku hanya iseng memberi nomor telponku. Tapi ternyata malamnya dia langsung menelponku. Kami berkenalan. Namanya Frans. Orangnya sangat dewasa, itulah kesan yang timbul saat aku ngobrol dengannya lewat telpon. Aku senang mendengarnya berbicara. Dia tidak seperti cowok-cowok yang ku kenal selama ini. Bicaranya sangat sederhana.

Dia mengajakku ketemuan hari sabtu sore. Aku mengiyakannya. Aku sangat senang karena akan bertemu dengannya. Hari itu akhirnya tiba. Tapi setelah satu jam menunggu orang yang di tunggu tidak juga muncul. Aku tidak menemukan orang dengan ciri-ciri yang dia berikan. Akhirnya aku meninggalkan tempat perjanjian.

Yeah... ternyata dia sama saja dengan orang-orang dunia chat lainnya. Suka membatalkan janji tanpa ngomong dulu.

Mungkin seharusnya hubungan kami hanya sampai saat itu saja. Tapi entah mengapa keesokan paginya aku sangat ingin mendengarkan penjelasannya. Alasan ketidakdatangannya kemarin. Aku menghubunginya saat itu juga. Saat aku baru bangun tidur.

Aku jadi merasa sangat bersalah sudah berprasangka buruk padanya setelah mendengar alasan ketidakdatangannya itu. Aku tidak tahu kalau dia ternyata mengalami kecelakaan kecil saat mau menemuiku.

Akhirnya kami jadi sering ngobrol lewat telpon. Hal ini menumbuhkan perasaan asing yang tidak ku kenal. Awalnya aku tidak menyadari perasaan apa itu, hingga akhirnya dia tidak menelponku selama seminggu. Entah mengapa aku merasa sangat rindu. Ingin tertawa bersamanya. Mendengar suaranya. Mendengar candaannya.

Aku mulai menyadari perasaan itu. Aku mencoba membendung cinta yang sudah menunjukkan kuncupnya itu. Namun aku kalah... aku tidak bisa menyimpan perasaan itu lebih lama lagi. Entah dari mana keberanian itu datang akhirnya aku putuskan untuk menelponnya. Aku ingin menyatakan perasaanku padanya.

Aku siap kalau nantinya aku akan ditolak dan kehilangan dia. Aku sudah membulatkan tekatku. Pagi itu juga aku menelponnya. Menyatakan perasaanku.

Tapi ini tak semudah yang aku bayangkan. Hampir satu jam lamanya aku terdiam tak mampu bicara. Sepertinya dia tahu apa yang aku pikirkan. Dia memberiku puisi yang dikutipnya dari lirik lagu padi ‘SIAPA GERANGAN DIRINYA’. Aku tak mampu bicara. Entah kemana perginya keberanian itu. Entah kemana hilangnya kata-kata yang telah kupersiapkan itu.

Sayup-sayp aku mendengar musik padi yang berjudul ‘MENANTI SEBUAH JAWABAN’.

Ya. Dia memang benar-benar tahu apa yang aku pikirkan. Akhirnya aku katakan juga semua isi perasaanku. Dia hanya diam. Mungkin dia sedang mencari kata yang sopan untuk menolakku.

“Benar sayang sama kakak?” tanyanya akhirnya.

“Ya,” jawabku yakin.

“Dhea gak tahu wajah kakak khan? Apa nanti gak nyesal waktu ngeliat kakak gak seperti yang Dhea harapkan?”

“Kak, Dhea sayangnya sama kakak, bukan wajah kakak.”

“Kakak juga sayang Dhea,” ujarnya. Aku sungguh bahagia mendengar kata-kata itu. “Tapi kakak pengecut. Kakak takut kalau Dhea bakal nolak kakak.”

“Kakak gak bohong kan?”

“Kakak sayang Dhea.”

Aku sungguh bahagia. Rasanya tidak akan ada yang bisa mengusik kebahagiaanku ini. Rasanya aku adalah orang paling bahagia sedunia. Aku orang yang paling beruntung.

Ah... andai terus seperti itu. Pasti aku takkan seperti ini sekarang.

Aku menyimpan diaryku ke dalam laci meja. Kemudian kuputar tembang padi, ‘MENANTI SEBUAH JAWABAN’. Tembang ini selalu kuputar saat aku merindukannya. Saat aku ingin di dekatnya. Ah... andai aku bisa berada di sisinya.

***

“Hei...!” sapa Eldo tiba-tiba hingga membuatku nyaris jatuh dari kursiku.

“Eldo. Lagi gak ada kerjaan ya?” sungutku sebal.

“Hehe.. aku kesal aja liat tampang kamu yang bete gitu. Jelek banget tau gak?” ujarnya sambil duduk di kursi sebelahku.

“Huh!” sungutku lagi. “Kamu tuh kapan sih bakal berubahnya?”

“Kamu tuh yang mesti berubah!” serunya sambil menggigit roti yang dari tadi dipegangnya. “Sampai kapan sih kamu bakal begini?”

“Maksud kamu apa sih? Aku gak ngerti.”

“Oya?” jeritnya dengan nada histeris yang sangat dibuat-buat. “Apa kamu gak sadar? Sejak kamu jadian dengan cowok internetmu itu kamu berubah. Aku gak pernah lagi ngeliat Dhea yang asik, ceria dan gaul. Kamu tuh sekarang aneh. Jadi sering bengong gak jelas, jadi suka murung pagi-pagi, gak pernah ketawa lagi. Kamu tuh terlalu mikirin dia, padahal belum tentu juga dia mikirin kamu. Kamu aja gak tau gimana wajahnya, dimana rumahnya, yang kamu tau hanya nomor telpon dan namanya. Sejak kalian jadian dia gak pernah nelpon kamu. Selalu kamu yang nelpon dia. Kenapa sih kamu selalu mikirin dia?”

Aku terdiam mendengar kata-kata eldo. Aku kesal. Ingin membantah tapi tak bisa. Semua yang Eldo katakan benar.

“Kenapa diam? Kamu marah?”

Aku menggeleng pelan. Mataku mulai panas hingga meneteskan air mata.

“Maaf ya, Dhea. Mungkin kata-kataku tadi keterlaluan,” ujar Eldo sambil membelaiku lembut.

“Do, kamu tuh temen aku. Kamu selalu baik sama aku, selalu ngertiin aku, selalu ngasih semangat sama aku, perhatian sama aku. Tapi kenapa? Kenapa dia gak seperti kamu? Kenapa dia cuek banget sama aku?” tanyaku sambil mencoba meredam isak tangisku.

‘Aku juga gak tahu kenapa. Aku bukan dia sih...”

***

Kata-kata Eldo tadi pagi selalu terpikir olehku. Memang benar aku selalu memikirkannya, merindukannya. Tapi sepertinya kak Frans tidak pernah memikirkan apalagi merindukanku. Buktinya dia gak pernah ada waktu untuk ketemu sama aku, bahkan nelponpun gak sempat. Seolah-olah hanya akulah yang menyayanginya. Perasaanku ini tidak pernah terbalas meski dia sudah mengatakan sayang padaku.

Ah... apa yang harusa aku lakukan? Aku tak bisa terus-menerus sabar dengan semua ini. Aku ingin bicara, ingin bertemu dan melihatnya.

Ya! Mungkin aku memang harus bicara dengannya. Aku harus menelponnya. Tanganku meraih handphone yang tergeletak di sampingku. Aku langsung menghubunginya.

“Hallo?” terdengar suara di seberang sana.

“Kakak ya?” tanyaku memastikan.

“Eh, Dhea. Ada apa?”

“Kak, Dhea pingin ketemu,” pintaku. “Kakak bisa?”

“Ng... maaf ya, Dhea. Kakak lai sibuk banget. Entar kalau kakak bisa kakak pasti langsung hubungi Dhea.”

“Huh! Lagi-lagi gak bisa. Kenapa sih kakak gak pernah ada waktu buat Dhea? Kakak gak sayang sama Dhea, ya? Apa kakak mau pacaran sama Dhea karena kasihan aja?” akhirnya aku tidak bisa lagi membendung rasa kecewaku. “Kakak boleh kok mutusin Dhea kalau kakak sudah bosan sama Dhea. Dhea bisa ngerti kok, Dhea ini hanya cewek SMA yang gak ada apa-apanya. Dhea gak cantik, gak seksi dan gak dewasa seperti teman-teman cewek di kampus kakak.”

“Dhea kenapa sih? Kok hari ini Dhea gak kayak biasanya?”

“Mungkin Dhea gak kayak biasanya di mata kakak. Itu karena Dhea cemburu, kak. Dhea cemburu sama teman-teman kakak, sama keluarga kakak, sama orang-orang di sekeliling kakak, orang-orang yang bisa berada di dekat kakak. Gak kayak Dhea yang hanya bisa terus-terusan berharap kakak nelpon Dhea, ngajak ketemu hingga Dhea bisa berada di dekat kakak. Kakak gak pernah ngerti perasaan Dhea. Kakak hanya memikirkan diri kakak sendiri. Ini ngebikin hati Dhea sakit kak,” kubiarkan air mata mengalir dan menetes membasahi wajahku.

“Maaf, kakak gak pernah menyadari semua itu. Maaf kalau kakak selalu memikirkan diri kakak sendiri.

“Dhea gak butuh maaf,” ujarku sambil menahan isakan yang mulai mengiringi air mataku.

“Dhea....” ku dengar suara lembut kak Frans yang selalu meluluhkan hatiku. “Kakak gak mau bikin Dhea nangis. Sekarang terserah Dhea mau gimana. Dhea yang pegang keputusan. Sekali lagi kakak minta maaf.”

Dhea pingin kakak hanya melihat Dhea, cukup Dhea. Dhea pingin kakak selalu ada buat Dhea. Ingin sekali rsanya aku mengatakan hal itu, tapi tidak bisa. Aku hanya diam membisu. Rasanya suaraku ini telah hilang tenggelam oleh air mata dan isakanku. Aku memutuskan telpon tanpa bicara apa-apa lagi sama kak Frans. Aku tidak sanggup untuk terus bicara dan mendengar suaranya. Aku menghempaskan tubuhku ke atas kasur hingga akhirnya terlelap.

***

Aku terpaksa memakai kacamata untuk menutupi mataku yang sembab karena menangis semalam. Aku tidak ingin Eldo tahu. Dia selalu menghiburku. Membuatku malu pada diriku yang selalu merepotkannya.

“Kamu ada masalah apa lagi?” tanya Eldo yang ternyata sudah berada di sampingku.

“Gak ada masalah apa-apa kok, Do,” jawabku sambil mencoba tersenyum.

“Jangan bohong! Kalau gak ada masalah kenapa kamu nangis?” tanya Eldo lagi. Ternyata kacamataku ini tidak dapat menipunya.

“Aku gak bohong kok. Lagian siapa yang nangis? Mataku ini sembab karena kelilipan kok,” aku mencoba berkilah.

“Dhea,” desak Eldo memaksaku mengatakan yang sebenarnya.

Aku terdiam menundukkan kepala. “Kamu ini suka ikut campur ya.”

“Terserah kamu mau berpendapat apa tentang aku. Aku hanya gak rela kamu sedih.”

“Kenapa kamu baik banget sama aku, Do? Kenapa perhatian yang aku harapkan dari dia justru aku peroleh dari kamu? Aku kecewa sama dia, Do,” untuk kesekian kalinya aku menangis di hadapan Eldo.

“Katakan semua yang ada di dalam pikiran kamu, Dhea! Agar kamu tenang dan tidak terbebani lagi,” ujar Eldo sambil merangkulku. Belaian tangannya terasa halus di rambutku. Ah... salahkah bila aku merasa nyaman di dekapannya?

“Do, kenapa kamu baik banget sama aku?” tanyaku. “Apa karena kita teman?”

Eldo mengangguk pelan. “Melihat kamu tersenyum adalah kebahagiaan terbesarku. Karena aku sayang kamu.”

“Makasih. Makasih karena sudah menyayangiku. Teruslah menjadi Eldo yang seperti ini! Jangan pernah berubah! Kamu mau janji?”

Eldo mengangguk.

Maafkan aku kak. Aku hanya ingin memperoleh perhatian dan kasih sayang itu. Hal yang sangat ingin ku peroleh dari kakak tapi tidak pernah kakak berikan.

***

Sudah sebulan sejak kejadian itu. Sekarang aku sudah jadian dengan Eldo meski belum ada kepastian mengenai hubunganku dengan kak Frans. Namun kurasa dia sudah melupakanku. Aku sudah mengganti nomor telpon dan handphoneku sehingga kami tidak akan pernah ngobrol nlagi. Tidak akan ada lagi komunikasi di antara kami.

Masa bodohlah dengan semua itu. Toh aku juga akan melupakannya. Sekarang yang harus kupikirkan hanyalah Eldo. Karena dialah orang yang kusayangi.

Sebentar lagi Eldo akan menjemputku. Dia mengajakku nonton konser padi. Aku memeriksa kembali penampilanku. Aku tidak ingin tampil mengecewakan.

“Dhea, kamu sudah cantik kok. Tanpa dandan aja kamu sudah cantik,” puji Eldo yang telah menungguku di pintu kamarku.

“Eldo? Sudah lama?”

“Baru aja,” jawabnya sembari tersenyum. “Yuk berangkat!”

Konser padi malam itu sangat ramai. Rasanya semua anak muda di kota ini berkumpul di sana. Sangking ramainya aku nyaris jatuh karena tertabrak seseorang.

“Maaf,” ujar pria itu.

Kenapa rasanya suara ini tidak asing bagiku?

“Dhea, kamu gak apa-apa?” tanya Eldo yang sangat mencemaskanku.

Aku menggeleng kecil. Aku baru saja hendak beranjak pergi tapi tanganku ditahan oleh pria tadi.

“Kamu Dhea?” tanya pria itu. Aku mengangguk mengiyakan. “Kamu gak ingat suara aku lagi, Dhea? Ini aku, Frans.”

Kata-kata itu nyaris membuatku pingsan. Dia orang yang sangat ingin aku lupakan. Kenapa aku harus bertemu dia?

“Kamu kemana aja sih Dhea? Gak satupun nomor telpon dan handphonemu yang bisa dihubungi.”

“Maaf, aku gak kenal kamu. Tolong lepaskan tanganku!” pintaku dengan hati hancur. “Mungkin kamu salah orang.”

“Gak mungkin, aku yakin kamulh Dhea yang aku maksud. Aku gak mungkin lupa suaramu.”

“Bukan aku, kamu salah orang,” kilahku. Sifat cengengku mulai kumat. Aku merasa mataku mulai panas.

“Kamu apakan Dhea?!” Eldo mencoba melindungiku.

“Dhea, kamu kenal kakak kan? Kamu ingat kakak kan?” kak Frans menatapku. Tak sanggub rasanya aku membohonginya lagi. Aku hanya terdiam tak dapat menjawab. “Ternyata Dhea benar-benar sudah ngelupain kakak. Kakak ngerti kok. Ini semua karena kesalahan kakak juga,” kak Frans berbalik meninggalkanku.

Akhirnya airmataku itu tumpah juga. Ternyata aku tak pernah bisa melupakannya.

“Jadi dia Frans? Dhea masih sayang sama dia kan?” tanya Eldo padaku. “Sudahlah! Jangan pedulikan aku! Aku gak apa-apa kok. Kejar dia, katakan rasa sukamu itu!”

“Eldo...” tak kusangka dia sangat menjaga perasaanku. Sampai-sampai dia rela mengorbankan perasaannya.

“Ayo sana, temui dia. Orang yang benar-benar kamu sayangi.”

Eldo, kenapa kamu baik sekali sama aku? Aku menyeka air mataku. Aku tak ingin tampak lemah di hadapan Eldo. “Makasih, Do. Kamu baik banget sama aku.”

Eldo tersenyum menatapku. Aku beranjak meninggalkannya dan berlari untuk meraih orang yang ku sayangi itu.

“Kak, Dhea gak pernah ngelupain kakak. Dhea selalu sayang sama kakak... perasaan ini gak bakal pernah pudar,” ujarku mengakui semua di hadapan kak Frans.

“Dhea, kakak juga sayang sama Dhea. Kali ini kakak gak bakal bikin Dhea nangis lagi,” janjinya sambil mendekapku.

Padi mulai menembangkan lagu ‘SIAPA GERANGAN DIRINYA’ seakan tahu perasaan kami saat ini. Perasaan yang penuh cinta.

“Aku baik sama kamu karena aku sangat sayang sama kamu Dhea,” bisik Eldo pad dirinya sendiri sambil terus menatap senyum Dhea. Senyum yang hanya dapat diciptakan oleh kehadiran Frans. “Jaga Dhea untukku Frans. Karena hanya ada kamu di hatinya.”

Eldo membalik badannya. Melangkah meninggalkan tempat di mana dia telah membuat keputusan terbaik dan terberat dalam hidupnya.

“Jadi orang baik itu ternyata gak mudah ya...” bisik Eldo pada dirinya sendiri.

Cukup Ada Aku di Hatimu selesai

Friday, December 11, 2009

saaakit

♥ sakit hati ♥

Lidahmu menyakitiku,
Kalimatnya memang pelan, tapi lukanya menganga dan dalam...
Lisanmu membelah hatiku,
Kemudian menyiramnya dengan air garam...

Aku tahu, aku salah...
Tapi sumpah, aku tak pernah sengaja
Aku sadar, yang kau ucap itu benar...
Namun jujur, aku mulai terkapar

Kudengar, hanya kudengar...
Rintihan hati tak ku hirau lagi
Menghindar, dari kecamuk batin yang memijar...
Mencoba menahan perih jiwa ini...

Kau benar, aku tersenyum...
Lirih, tak berani menatapmu lama...
Memang pantas kau berikan itu padaku
Karena kebenaran adalah mungkin milikmu, untuk saat itu...

Kau mulai diam, entah kasihan atau kehabisan kata-kata...
Kini aku yang mulai ingin bicara, tapi masih dalam hati
Terus berpikir menyelami rasa,
Seburuk itukah aku, pilu...

Ku tekuk wajahku, sendu...
Lampu-Lampu terang seolah mentertawakan mendung parasku
Aku tak ingin menangis, dan bukan saatnya menepis
Senyumku datar, namun terus ku buat tegar...

Terimakasih, atas segala keluhmu...
Sungguh, aku belajar banyak sesudahnya
Terimakasih, kudapati mutiara yang indah
Ku terima, walau ada sakit yang menyisa...

Banyak kebaikan darimu...
Bodoh-lah aku, jika hal kecil sejenak tadi melumatku...
Banyak yang bisa kucari dan kukagumi...
Walaupun puisi ini adalah gambaran sakit hati...

Kau maafkan, aku maafkan...
Kau benci, tapi itu tak akan ku ikuti...
Biar sakit hati ini, biarlah sakit hati ini...

haa?

yes , ini yang gue alamin sekarang

( ♥ ) proses patah hati ( ♥ )

Coba deh diingat-ingat lagi proses waktu habis patah hati itu sampai sekarang.

Apa sih yang sebenarnya terjadi kok akhirnya kita bisa sampai ada di sini, mulai jalanin kehidupan semula?

1. Menyangkal

Ini tahap pertama yang biasanya terjadi setelah kita mengalami patah hati. Entah karena ‘diputusin’ atau bahkan terpaksa ‘mutusin’. Di tahap ini, biasanya kita masih di fase antara percaya-nggak percaya sama apa yang baru aja terjadi. Kita masih belum bisa benar-benar nerima bahwa kita memang udah putus sama si pasangan. Biasanya akan muncul pikiran, “Ah, paling juga cuma sementara,” atau “Ah, ini cuma berantem aja kali kaya’ biasanya,” atau “Nggak mungkin lah kejadiannya begitu.” Intinya sih, kita masih berusaha meyakinkan diri sendiri (baca: menyangkal) kalau apa yang barusan terjadi itu nggak benar-benar terjadi.

2. Marah

Begitu udah mulai ngeh kalau peristiwa itu (baca: diputusin atau mutusin atau ditinggal pergi sama si pujaan hati) memang benar-benar nyata dan penyangkalan yang kemarin-kemarin itu memang cuma sekedar penyangkalan, akan mulai muncul perasaan marah. Mulai nuding si dia sebagai pihak yang bersalah, yang nggak bisa mempertahankan hubungan kita lah, yang terlalu takut untuk berdebat sama orangtuanya lah, yang cuma mikirin diri sendiri dan nggak mikirin kita lah, dan seterusnya. Atau juga nyalahin pihak luar lainnya, nyalahin orangtuanya, nyalahin norma sosial, atau pihak manapun yang menurut kita pantas disalahin. Dan nggak jarang juga di tahap ini akan muncul keinginan untuk balas dendam. Entah untuk buktiin kalau kita bisa hidup sendirian tanpa si dia, bisa dapat orang yang lebih baik, bisa buktiin kalau kita adalah orang yang pantas di depan orangtuanya, dan seterusnya.

3. Tawar-menawar

Setelah sadar juga kalau kehilangan si pujaan hati memang benar-benar terjadi, nggak bisa diundur lagi, orangtuanya udah nggak mau anaknya ketemu sama kita, atau bahkan pernikahan si dia sama pasangan barunya itu nggak bisa ditunda – misalnya karena si pasangan udah keburu hamil, mulailah tahap tawar-menawar ini. Ada proses ‘negosiasi’ untuk menukar kembalinya lagi hubungan kita sama si mantan dengan apapun yang kepikir sama kita. Misalnya nih, “Bisa nggak sih paling nggak gue sama dia nggak putus dulu sampai gue bisa meyakinkan nyokap-bokap gue?” atau “Iya, gue ngerti sih kalau orangtuanya nggak setuju, tapi mungkin ini karena gue kurang bisa meyakinkan mereka. Kalau gue bisa bikin orangtuanya yakin, pasti hubungan gue sama dia bisa jalan terus kok,” atau “Kalau dia ngasih kesempatan gue untuk deket dulu sama dia, boleh deh habis itu dia deket sama cowok lain. Setidak-tidaknya ‘kan dia tahu gimana rasanya kalau deket sama gue.” Intinya, kita masih berusaha meraih lagi apa yang sebenarnya ‘udah hilang’ dengan tawar-menawar itu.

4. Depresi

Di tahap ini, kita biasanya mulai benar-benar ngerasain yang namanya kehilangan. Kita akan lebih banyak diam, menyendiri, menghindari orang lain dan teman-teman, menghabiskan setiap hari untuk nangis dan mojok di kamar sendirian. Kalau udah begini, akan mulai hobi dengerin lagi tuh lagu-lagu penyayat hati, lagu-lagu yang biasanya didengerin berdua sama si mantan, atau lagu-lagu yang dulu pernah dinyanyiin buat dia, mulai nulis-nulis puisi patah hati, dan seterusnya-dan seterusnya. Nggak ada lagi deh yang mau dilakukan selain meratap sendirian. Tapiiii.. biarpun begitu, sebaiknya sih buat kita yang jadi teman-teman dari si patah hati ini untuk tahu kondisi ini dan nggak usah mencoba untuk menghibur dia atau narik dia dari kesendiriannya. Orang yang lagi ada di tahap ini, termasuk kita, butuh kok ngerasain kesedihannya.

5. Penerimaan

Di tahap terakhir ini, kita akan benar-benar sadar kalau kita memang lagi patah hati akibat putus dari si mantan atau karena si orang yang selama ini digebet itu udah jadi sama orang lain. Walaupun masih pengen sendirian terus, tapi udah nggak ada lagi tuh marah-marah, ngurung diri di kamar berhari-hari, atau nangis-nangis meratapi kehilangan kita. Pelan-pelan, kita udah mulai beraktivitas lagi, mulai jalan-jalan, mulai nonton bioskop, walaupun memang tetap lebih senang melakukan semuanya sendirian dan nggak ramai-ramai sih. Kalau udah di tahap ini, pada dasarnya kita nggak cuma mulai sadar sepenuhnya kalau kita kehilangan si pujaan hati, tapi juga mulai bisa nerima bahwa kita sedih karena patah hati.
proses

Warning :♥ cobalah melupakan jangan menyakiti dirimu sendiri ( lebih baik disakiti dari pada menyakiti ) ♥

.

saaaaaaaakit nyoooong

aaaakh paaraah

song

Maliq - Coba Katakan
coba coba katakan kepadaku bahwa kita sedang berjalan menuju satu alasan,
janganlah kau katakan bila kita memang tak ada tujuan, dari apa yang dijalankan,

aku tak ingin terus terdiam memandangi harapan,
terlena akan manis cinta dan berujung kecewa,
aku tak ingin terus menunggu sesuatu yang tak pasti,
lebih baik kita menangis dan terluka hari ini..

coba coba katakan kepadaku sekali lagi bila kita memang benar akan kesana,
buktikan dan buat aku percaya bahwa kita bisa, mewujudkan bahagia,
aku tak ingin terus terdiam memandangi harapan,
terlena akan manis cinta dan berujung kecewa,
aku tak ingin terus menunggu sesuatu yang tak pasti,
lebih baik kita menangis dan terluka hari ini..

ohh.. oh.. habis sudah semua rangkai kata..
telah terungkap semua yang kurasa..
yang kuingin akhir yang bahagia.. hoo..

aku tak ingin terus terdiam memandangi harapan,
terlena akan manis cinta dan berujung kecewa,
aku tak ingin terus menunggu sesuatu yang tak pasti,
lebih baik kita menangis dan terluka..

aku tak ingin terus terdiam memandangi harapan,
terlena akan manis cinta dan berujung kecewa,
aku tak ingin terus menunggu sesuatu yang tak pasti,
lebih baik kita menangis dan terluka hari ini..

wohoho.. dudududu…
wohoho.. dudududu…

yang ku inginkan..
satu tujuan..
sebuah kenyataan..
bukan impian..
bukan harapan..
bukan alasan..
satu kepastian..

coba katakan..
coba katakan..
coba katakan..
coba katakan..

song

I DO

Tell me can you feel my heart beat’
Tell me as I kneel down at your feet
I knew there would come a time
When these two hearts would entwine
Just put your hand in mine forever

For so long I have been an island
When no one could ever reach these shores
And we’ve got a whole lifetime to share
And I’ll always be there, darling, this I swear

So please believe me for these words I say are true
And don’t deny me a lifetime loving you
If you ask, will I be true’ Do I give my all to you’
Then I will say I do

I’m ready to begin this journey
Well, I’m with you with every step you take
And we’ve got a whole lifetime to share
And I’ll always be there, darling, this I swear

So please believe me for these words I say are true
And don’t deny me a lifetime loving you
If you ask, will I be true’ Do I give my all to you’
Then I will say I do

So come on, just take my hand
Oh, come on, let’s make a stand for our love
But I know this is so hard I believe, so please

So please believe me for these words I say are true
And don’t deny me a lifetime loving you
And if you ask, will I be true’ And do I give my all to you’
If you ask, if I’ll be true’ Do I give my all to you’
Then I will say I do



Against All Odds

How can I just let you walk away,
Just let you leave without a trace,
When I'm standing taking every breath,
With you, ooohhh,
You're the only one who really knew me,
At all.

How can you just walk away from me,
When all I can do is watch you leave,
Cause we shared the laughter and the pain,
And even shared the tears,
You're the only one who really knew me at all.

So take a look at me now,
There's just an empty space,
There's nothing left here to remind me,
Just the memory of your face,
So take a look at me now,
There's just an empty space,
If you're coming back to me it's against all odds,
And that's what I've got to face.

I wish I could just make you turn around,
Turn around and see me cry,
There's so much I need to say to you,
So many reasons why,
You're the only one who really knew me at all.

So take a look at me now,
There's just an empty space,
There's nothing left here to remind me,
Just the memory of your face,
So take a look at me now,
So there's just an empty space,
But to wait for you is all I can do,
When that's what I've got to face.

Take a good look at me now,
Cause I'll be standing here,
(Mark: Standing here)
And you coming back to me is against all odds,
And that's the chance I've got to take.

Got to take
Got to take

Ooh
Take a look at me now
Take a look at me now.

All Out Of Love
I'm lying alone with my head on the phone
Thinking of you till it hurts
I know you hurt too but what else can we do
Tormented and torn apart
I wish I could carry your smile and my heart
For times when my life feels so low
It would make me believe what tomorrow could bring
When today doesn't really know, doesn't really know

[Chorus:]
I 'm all out of love, I'm so lost without you
I know you were right believing for so long
I 'm all out of love, what am I without you
I can't be too late to say that I was so wrong

I want you to come back and carry me home
Away from this long lonely nights
I'm reaching for you, are you feeling it too
Does the feeling seem oh so right
And what would you say if I called on you now
And said that I can't hold on
There's no easy way, it gets harder each day
Please love me or I'll be gone, I'll be gone

[Chorus:]
I 'm all out of love, I'm so lost without you
I know you were right believing for so long
I 'm all out of love, what am I without you
I can't be too late to say that I was so wrong

Oh, what are you thinking of?
What are you thinking of?
Oh, what are you thinking of?
What are you thinking of?

[Chorus:] [3x]
I 'm all out of love, I'm so lost without you
I know you were right believing for so long
I 'm all out of love, what am I without you
I can't be too late to say that I was so wrong

.

oooh good
siapa yang uda bikin gue begini ?
yess , si setan terkutuk itu
kenapa dia mutusin gue pas gue lagi uas ?
anj*ng bangeet gatuuh

gue jadi gak konsen
sedih ?
bukan main sedihnyaaa
nangis gue
gaisa belajaaar
gatau deh tuh b.ingg sama senbud remed apa ngga
zzzz

terkutuk kau !
membuatku menangis selama itu
membuat airmataku kering
membuat hidupku kacau

ih apadeeh gue
zzzzz
sakit nyooong !